Sering Pusing Dan Mual Dikala Bermain Game Fps? Ini Penyebabnya!

-Lewat trailer dan gameplay yang disuguhkan oleh developer perihal kemampuan game FPS (first person shooter) racikan mereka, tak heran kalau banyak gamer yang rela "menipiskan" dompet mereka untuk mendapatkan game favorit.

But wait...

Percuma saja teman mempunyai game FPS 3D raksasa sekelas Call of Duty, Battlefield, Wolfenstein, HALO, atau Counter Strike kalau teman mengalami gangguan ibarat pusing dan mual ketika memainkannya. Mungkin juga sehabis itu ada hasrat untuk berhenti bermain game.

Gejala ini dikenal sebagai Motion Sickness.

Wajar gak sih?

Saya jawab, masuk akal saja!

Mengapa bisa pusing dan mual?

Tanpa perlu balasan ilmiah, secara logika game FPS membentuk tampilan orang pertama yang seolah nyata. Mata kita melihat tangan di dalam game yang sedang memegang senjata. Ditambah dengan imbas bunyi menciptakan suasana di dalam game menjadi lebih real.

Mata dan pendengaran mengirim informasi ke otak, namun berlawanan dengan kondisi tubuh. Reaksi yang sama ketika mabuk di dalam mobil.

Tubuh kita sedang duduk di depan monitor, tetapi mata dan pendengaran memproyeksikan kita sedang bergerak.

So, akhir informasi yang tidak sinkron ini maka terang sudah otak mengalami "crash" dan munculah tanda-tanda pusing disertai dengan mual.

Sering Pusing dan Mual Ketika Bermain Game FPS? Ini Penyebabnya!

Vestibular Lemah

Inilah penyebab utamanya, vestibular yakni saraf yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya kepala sedang menengok ke samping maka saraf ini segera memberi informasi kepada otak bahwa ada pergerakan kepala. Apa akibatnya kalau kepala sedang menengok tapi vestibular tidak memberi respon?

Orang yang gampang pusing ketika main game FPS biasanya juga akan pusing ketika berada di dalam benda bergerak ibarat kendaraan, it usually not always.

Solusi: Sering-sering bermain FPS, nantinya vestibular akan terbiasa dengan kondisi tersebut.

Mouse Terlalu Sensitif (DPI Tinggi)

Sebenarnya ini terkait dengan sensor vestibular yang lambat mendapatkan respon. Vestibular yang lambat tidak bisa disembuhkan, lantaran memang bukan penyakit. Setiap orang punya kemampuan respon vestibular yang berbeda.

Itulah sebabnya ada orang yang gampang mabuk ketika naik kendaraan, ada juga yang tidak.

Ketika menggerakan mouse maka tampilan monitor akan berubah, apalagi kalau mouse sangat sensitif. visual yang ditangkap mata juga berubah. Namun kalau sensor vestibular terlambat mendapatkan respon maka informasi juga lambat disampaikan ke otak.

Solusi: Atur sensitifitas mouse atau kurangi DPI mouse.

Terlalu Fokus Pada Layar

Ketika sedang menjalani misi yang teramat sulit, rasanya kepala harus selalu menghadap ke monitor. Efek ledakan ketika bermain game menimbulkan visualisasi guncangan. Sebaiknya mata tidak terus-menerus menatap monitor.

Solusi:  Sesekali melihat ke luar jendela, melihat benda berwarna, melihat pemandangan sanggup menciptakan mata lebih rileks dan kondisinya membaik.

Faktor Game

Ternyata ada game yang tidak ditujukan untuk vestibular lemah lantaran banyaknya pergerakan yang butuh respon cepat ke otak.

Saya pernah memposting game Inverto yang bisa menciptakan mual pemainnya.

Game tersebut mengubah kalibrasi dan sudut pandang penglihatan dengan cepat. Misalnya dari yang tadinya berjalan di lantai, bermetamorfosis di tembok, bahkan di langit-langit. Saya sendiri mencoba game tersebut selama setengah jam dan sehabis itu aku menghapusnya :v

Solusi: Simple, berhenti memainkan game tersebut

Grafis Game Terlalu Rendah

Rendah disini yang aku maksud, sangat-sangat rendah. Ada sebuah game yang bisa diatur grafisnya hingga tingkat yang paling bawah (saya lupa namanya). Kontur tanah di dalam game tersebut tidaklah rata, namun lantaran setting grafis "rata kiri", maka imbas bayangan, tekstur, dan pencahayaan tidak muncul.

Terlihat tanah tersebut rata, namun ketika dilewati akan terasa guncangannya. Otak berpikir tidak akan terjadi guncangan, namun mata beranggapan sebaliknya.

Solusi: Tingkatkan kualitas grafisnya, atau bisa pakai filter khusus pada monitor yang bisa meningkatkan kualitas grafis game.

Terlalu Lapar

Secara biologis, ketika lapar maka sebagian besar organ badan akan mengurangi kemampuan kerjanya demi menghemat energi. Termasuk vestibular yang menjadi ujung tombak keseimbangan tubuh.

Solusi: Makan secukupnya. Disarankan makan masakan yang bisa mencegah rasa pusing dan mual. Biasanya masakan anggun dan minuman jahe (jangan makan antimo).

Jarak ke Monitor Sangat Dekat

Semakin bersahabat maka tampilan monitor yang dilihat mata semakin nyata, dalam arti bukan grafisnya semakin indah, tetapi mata memproyeksikan penglihatan seolah nyata. Mata harus tetap bisa melihat objek di sekitar monitor. Bisa dikatakan 50% layar 50% sekitar monitor.

Solusi: Atur jarak mata ke monitor, kira-kira 40 cm - 60 cm. Namun tergantung dari lebar monitor, semakin lebar semakin jauh.

Memang Sedang Sakit

Seorang binaragawan dengan otot kolam Hulk tidak akan sanggup mengangkat bantal kalau tangannya sedang sakit (patah). Maksud aku disini, badan yang sakit tidak akan bisa bekerja secara maksimal. Penyakit terkenal ibarat demam menciptakan semua indera di badan tidak optimal. 

Di ketika ibarat ini mata dan pendengaran harus istirahat dari segala acara yang butuh respon cepat. Terkadang kurang tidur juga bisa berpengaruh.

Solusi: Hindari bermain game ketika sedang sakit, terutama penyakit yang menyerang mata dan telinga.

Rasa pusing dan mual hingga ingin muntah intinya yakni sistem vestibular yang lemah. Sebenarnya banyak juga pemain game FPS yang mengalami hal ini, tetapi kalau sudah terbiasa niscaya akan hilang.

Bermain game dengan Oculus Rift ternyata juga bisa lebih parah dampaknya, kecuali kalau sudah terbiasa.

Posting ini didasari oleh pengalaman langsung dan rujukan dari banyak sekali lembaga gaming. So, ada yang mau menambahkan?

Share this post